Jumat, 11 Maret 2011

PENGARUH PENGOLESAN MINYAK KELAPA TERHADAP PENGAWETAN TELUR AYAM


KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENGOLESAN MINYAK KELAPA TERHADAP PENGAWETAN TELUR AYAM

Oleh:
Tim KIR SMPN 2 Talun (Jawa Timur)
Di Revisi Oleh:
MAY SHARA SARJAN

SMA NEGERI 12 MAKASSAR
2010-2011
HALAMAN PENGESAHAN

Judul                          : Pengaruh Pengolesan Minyak Kelapa terhadap Pengawetan     Telur Ayam
Penyusun         : Tim KIR SMPN 2 Talun (Jawa Timur)

Pengedit          : May Shara Sarjan
Asal Sekolah   : SMA Negeri 12 Makassar
                                                                                                                                                                                                          
Karya Tulis yang diedit ini, kami sahkan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk pembaca. Demikian pengesahan ini di buat untuk dapat diinginkan sebagaimana mestinya. 

  Makassar, 22 November 2010    
Kepala SMA Negeri 12 Makassar                                        Guru Pembimbing

Drs. Abbas Pandi, M.A                                                  Dra.Herlina Sulaiman
NIP. 19541231 198303 1 231                                     NIP. 19621018 198603 2 012
 


iii
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Pengolesan Minyak Kelapa terhadap Pengawetan Telur Ayam“ dapat terselesaikan.
Penulis/pengedit menyadari pula bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah (KIR) yang berjudul “Pengaruh Pengolesan Minyak Kelapa terhadap Pengawetan Telur Ayam tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
1.         Orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan moral maupun materi kepada kami.
2.         Drs. Abbas Pandi sebagai Kepala SMA Negeri 12 Makassar.
3.         Dra. Herlina Sulaiman selaku guru pembimbing dalam penulisan Karya Ilmiah (KIR) ini.
4.         Teman-teman yang telah banyak memberikan masukan dalam menyusun karya ilmiah (KIR) ini, dan
5.         Semua pihak yang bersedia kami wawancarai guna meminta pendapat dan sarannya dalam menyusun karya ilmiah ini.

Dan akhirnya kepada Allah jugalah penulis memohon balasan yang berlipat ganda, semoga Karya Ilmiah yang berjudul “ Pengaruh Pengolesan Minyak Kelapa terhadap Pengawetan Telur Ayam (KIR) ini dapat berguna dalam perkembangangan kreativitas dan peningkatan aktivitas bagi kita semua.
Makassar, 22 Januari 2011

Pengedit
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................             i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................             ii
KATA PENGANTAR..............................................................................           iii
DAFTAR ISI..............................................................................................            iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................             5
1.1  Latar Belakang...........................................................................             5
1.2  Rumusan Masalah......................................................................             5
1.3  Tujuan Penelitian........................................................................             5
1.4  Manfaat Penelitian.....................................................................             6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................             7
2.1  Kualitas Telur.............................................................................             7
2.2  Komposisi Telur.........................................................................             8
2.3  Kerangka Pikir...........................................................................           10
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................           11
3.1 Materi Penelitian........................................................................           11
3.2 Metode Penelitian......................................................................           11
3.3 Metode Pengambilan Sampel.....................................................           11
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................           12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................           13
4.1  Alat dan Bahan..........................................................................           13
4.2  Cara Kerja..................................................................................           13
4.3  Pembahasan................................................................................           15
4.4  Analisis Hasi..............................................................................           17
BAB V PENUTUP....................................................................................           18
5.1 Kesimpulan.................................................................................           18
5.2 Saran..........................................................................................           18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................           19
BIODATA PENGEDIT............................................................................           20

BAB I
 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daya simpan telur, khususnya telur ayam, amat pendek. Oleh karena itu perlu diperlakukan secara khusus jika ingin telur bisa disimpan lebih lama, apalagi bila menginginkan kondisi telur berada dalam keadaan segar. Salah satu upaya memperpanjang kesegaran telur adalah dengan mengawetkannya. Pengawetan telur segar sangat berguna dalam upaya mengatasi saat-saat harga telur tinggi. Untuk itu dicarilah upaya pengawetan telur yang mudah, sederhana, dan irit biaya.
Telur dapat bertahan lama pada suhu yang dingin, misalnya dengan menaruhnya di lemari es, sedangkan di kecamatan Talun, khususnya di desa Sengare dan sekitarnya, penduduk yang memiliki lemari es sangat sedikit. Apalagi pada musim kemarau, telur sulit untuk bertahan lama. Akibatnya penduduk desa Sengare dan sekitarnya kesulitan mengawetkan telur agar tetap segar.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana upaya mengawetkan telur tanpa harus dimasukkan ke dalam lemari es melalui pemanfaatan bahan-bahan yang ada di desa Sengare dengan tidak mengeluarkan banyak biaya?
2.      Apakah dengan pengawetan telur tanpa dimasukkan ke dalam lemari es dapat bermanfaat?
1.3 Tujuan Penelitian
  1. Mencari upaya lain dalam pengawetan telur, khususnya pada masyarakat yang belum memiliki alat pendingin seperti lemari es.
  2. Mengetahui manfaat pengawetan telur tanpa di masukkan ke dalam lemari es.
1.5  Manfaat Penelitian

a.      Bagi Masyarakat :

1.      Meningkatkan manfaat pengolesan minyak kelapa terhadap pengawetan telur ayam.
2. Peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya mensejahterakan masyarakat .

b. Bagi IPTEK :

Sumbangan ide terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pemanfaatan pengolesan minyak kelapa terhadap pengawetan telur ayam.

c. Bagi  Penulis/Pengedit :

1. Melatih kemampuan menulis/mengedit karya ilmiah
2. Melatih kepedulian terhadap lingkungan sekitar.








BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Telur
Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang dan isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit cangkang, Sedangkan yang berkaitan dengan isi telur meliputi kekentalan putih telur, warna, dan posisi telur, serta ada tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur.
Dalam kondisi baru, kualitas telur tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian dalamnya. Jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas kulit telur yang rendah sangat berpengaruh terhadap awetnya telur.
Kualitas isi telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu yang tidak sesuai, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, misalnya Haryoto (1996), Muhammad Rasyaf (1991), dan Antonius Riyanto (2001), menyatakan bahwa kerusakan isi telur disebabkan adanya CO2 yang terkandung di dalamnya sudah banyak yang keluar, sehingga derajat keasaman meningkat. Penguapan yang terjadi juga membuat bobot telur menyusut, dan putih telur menjadi lebih encer. Masuknya mikroba ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur juga akan merusak isi telur.
Telur segar yang baik ditandai oleh bentuk kulitnya yang bagus, cukup tebal, tidak cacat (retak), warnanya bersih, rongga udara dalam telur kecil, posisi kuning telur di tengah-tengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah.
2.2 Komposisi Telur
Telur ayam pada umumnya memiliki berat sekitar 50-57 gram perbutirnya, yang terdiri dari 11% bagian kulit telur, 50% bagian putih telur, 31% bagian kuning telur.
Telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan mineral. Protein telur termasuk sempurna, karena mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial sangat dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan.
Telur juga mengandung vitamin A, vitamin B Kompleks, dan vitamin D. Di samping itu telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Semua unsur ini sangat penting guna meningkatkan pertumbuhan tubuh pada anak-anak dan remaja. Anak balita setiap hari membutuhkan kurang lebih 15 gram protein hewani. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi apabila anak balita mengkonsumsi 2 butir telur ayam perhari. Protein sangat dibutuhkan untuk membangun sel tubuh dan memperbaiki sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan, dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan guna mengganti sel tubuh yang rusak.
Komposisi zat gizi telur ayam dalam 100 gram yaitu:
1. Kalori (kal) : 162,0
2. Protein (g) : 12,8
3. Lemak (g) :11,5
4. Karbohodrat (g) : 0,7
5. Kalsium (mg) : 54,0
6. Fosfor (mg) : 180,0
7. Besi (mg) : 2,7
8. Vitamin A : 900,0
9. Vitamin B : 0,1
10. Air (g) : 72
Semua gambaran di atas amat penting dijelaskan, betapa telur memiliki banyak elemen penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan penggantian sel tubuh manusia








2.3 KERANGKA PIKIR
PENGAWETAN TELUR AYAM TERHADAP PENGOLESAN MINYAK KELAPA
VARIABEL
BEBAS
·         Kelapa
·         Parutan Kelapa
·         Kertas
·         Spidol
·         Air
·         Saringan Kelapa
·         Wajan dan susuk
·         Kompor
·         Kuas Kecil
KONTROL
·   Telur
·   Minyak Kelapa /minyak curah
·   Wadah
TERIKAT

Pengawetan Telur

HIPOTESIS

Hi : jika telur ayam diolesi minyak kelapa maka telur dapat diawetkan
Ho : jika telur ayam tidak diolesi minyak kelapa maka telur tidak dapat diawetkan
PERCOBAAN
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
 


















BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Materi Penelitian
            Materi penelitian adalah pengolesan minyak kelapa terhadap pengawetan telur ayam.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian hingga penyusunan karya ilmiah ini digunakan metode ilmiah, berupa kepustakaan dan observasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data kepustakaan dan bahan/alat yang berkaitan dengan objek penelitian
2. Melakukan observasi (pengamatan) untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang didapat dari uji coba yang dilakukan
3. Melakukan analisis dan kesimpulan dari hasil uji coba
Pada penelitian tersebut variabel bebas atau penyebabnya adalah pengolesan minyak kelapa. Untuk variabel terikat atau akibatnya adalah pengawetan telur ayam segar, sedangkan variabel kontrolnya adalah telur dibiarkan (tanpa diolesi). Sebagai pembanding digunakan pengolesan telur dengan air kapur.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
  Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Sampel yang diambil adalah telur karena Sebagai bahan makanan telur mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap, meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino sehingga berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak yang masih berada dalam masa pertumbuhan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penulisan karya tulis ilmiah ini berawal dari studi literatur yang membahas tentang bidang yang berhubungan dengan tujuan ditulisnya karya ilmiah ini. Studi literatur ini didapatkan dari buku-buku, jurnal ilmiah, majalah, koran, internet, dan sebagainya.Karya tulis ini ditulis dan dibuat dengan menggunakan aturan Bahasa Indonesia yang baku dengan tata bahasa dan ejaan yang disempurnakan, sederhana, dan jelas.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan
Pegawetan telur ayan diteliti dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
  1. Telur
  2. Kapur
  3. Kelapa
  4. Parutan kelapa
  5. Panci
  6. Kertas
  7. Spidol
  8. Saringan kelapa
  9. Wajan dan susuk
  10. Kompor
  11. Minyak tanah
  12. Korek api
  13. Kuas kecil
  14. Air
  15. Wadah
  16. Minyak curah
4.2 Cara Kerja
Untuk menilai pengawetan telur ayam dilakukanlah pengujian mulai tanggal 23 Maret sampai 4 Mei 2005, dengan melakukan perbandingan untuk menilai kesegaran telur-telur tersebut setelah beberapa hari kemudian. Perbandingan itu dengan cara mengelompokkan telur-telur tersebut ke dalam 4 kelompok sebagai berikut:
  1. Kelompok telur I: Telur diolesi minyak curah
Telur yang akan diawetkan dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan. Selanjutnya telur diolesi minyak curah dengan memakai kuas kecil. Setelah itu telur disimpan di tempat kering. Selama disimpan telur diusahakan tidak dipegang atau digoyang-goyang.
2.      Kelompok II: Telur diolesi dengan air kapur
Kapur diberi air dan diaduk. Telur yang akan diawetkan dicuci terlebih dahulu. Setelah itu telur diolesi air kapur dengan menggunakan kuas kecil.
Pengawetan dengan air kapur ini sebagai pembanding model pengawetan lainnya. Karena kita mengetahui bahwa cangkang telur terdiri dari zat kapur.
3.      Kelompok III: Telur diolesi minyak kelapa
Langkah pertama, kelapa dikupas dan diparut. Selanjutnya, parutannya diremas-remas sambil ditambah air secukupnya. Hasilnya adalah berupa santan. Santan itu kemudian direbus selama kurang lebih 3 jam. Setelah menjadi minyak, pisahkan minyak tersebut dari ampasnya.
Tahap berikutnya ambil telur dan dicuci. Kemudian telur diolesi minyak kelapa dengan menggunakan kuas kecil. Biasanya, 1 liter minyak kelapa bisa digunakan untuk mengawetkan telur sekitar 70 kg.
4.      Kelompok IV: Telur dibiarkan (tanpa diolesi apa-apa)
Setelah telur dicuci, telur disimpan di tempat kering. Selama proses penyimpanan telur tidak boleh dipegang ataupun digoyang.

4.2 Pembahasan
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung, seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan (kaviar). Selain itu dikonsumsi pula juga telur yang berukuran besar seperti telur burung unta (Kasuari) ataupun sedang, misalnya telur penyu. Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi oleh ayam pejantan. Telur yang disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan, dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur.

Cara menghidangkan

            Telur goreng (mata sapi).
Telur unggas dapat diolah sebagai hidangan tunggal dengan berbagai cara, antara lain:
·         diawetkan/diasinkan, misalnya telur bebek,
·         direbus matang: misalnya telur ayam dan telur penyu,
·         digoreng (dadar, mata sapi, acak), misalnya telur ayam,
·         direbus setengah matang, misalnya telur ayam, dan
·         dimakan mentah (biasanya ditambah madu dan atau bahan-bahan lain), misalnya telur ayam.
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB. Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Minyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi bahan bakar selayaknya solar. Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 centi stokes, sedangkan solar 5 centi stokes. Pada suhu antara 80-90 derajat celcius, minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen Teknik Pertanian IPB yaitu dengan memanfaatkan suhu knalpot untuk mengubah kekentalan minyak kelapa agar sama dengan solar. Gas buang knalpot memiliki temperatur 350-360 derajat celcius sehingga diperlukan koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot. Kemudian minyak kelapa melalui sebuah selang dialirkan melalui knalpot sebelum menuju ke ruang pembakaran mesin diesel.

4.3  Hasil
Dari hasil pengamatan diperoleh hasil, bahwa telur ayam yang diolesi minyak kelapa dapat bertahan kesegarannya selama 2 bulan atau 8 minggu, sedangkan telur yang diolesi minyak curah bagian kuning telur sudah tidak utuh, membusuk, dan berbau.
Untuk telur yang diolesi air kapur, kuning telurnya tidak utuh, busuk, terdapat banyak belatung, dan berbau. Demikian pula pada telur yang dibiarkan (tanpa diolesi) kesegarannya hanya bertahan 1 minggu, setelah itu kuning telurnya sudah tidak utuh, busuk, terdapat banyak belatung, dan berbau.












BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa cara pengawetan telur ayam segar selain dimasukkan lemari es, dapat pula dilakukan untuk  mengolesi telur dengan minyak kelapa. Pengolesan telur ayam dengan minyak kelapa mampu mempertahankan kesegaran telur selama 8 minggu atau 2 bulan.
Pengawetan telur dengan minyak kelapa tidak hanya mampu mempertahankan kesegaran telur, tapi juga mampu mempertahankan keutuhan nilai gizinya. Hal ini amat menguntungkan, karena selain prosesnya mudah juga irit dalam biaya.
5.2 Saran
1.   Dalam membeli telur pilihlah telur yang baik, yaitu telur yang memiliki ukuran dan bentuk yang proporsional professional.
2.   Sebelum telur disimpan untuk mempertahankan kesegarannya telur dicuci bersih terlebih dahulu agar tidak terinfeksi bakteri.
3.   Sebaiknya telur yang diawetkan disimpan dalam rak.
4.   Masyarakat kiranya perlu mencoba melakukan upaya agar telur tetap dalam keadaan segar dengan cara diolesi minyak kelapa, karena bisa mempertahankan kesegaran telur dengan biaya murah.


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan. 2004. Panduan Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) Siswa SMP/MTs Se-Kabupaten Pekalongan
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Haryoto. 1996. Pengawetan Telur Segar. Yogyakarta: Kanisius.
Rashaf, Muhammad. 1991. Pengelolaan Produksi Telur. Yogyakarta: Kanisius.
Riyanto, Antonius. 2001. Sukseskan Menetaskan Telur Ayam. Jakarta: Andromedia Pustaka








BIODATA PENGEDIT

Nama                           :  May Shara Sarjan
Kelas                           :  XII IPA 3
No. urut                        :  21   
Nis                               :  086305
Alamat                        :  Jln. Bangkala dlm 8/75 RSS Blok 1 Perumnas antang
Tanggal Lahir              :  Ujung Pandang, 09 januari 1994
Hobi                           :  Menulis dan Dengar Lagu
Cita-cita                      : Menjadi Dokter atau Dosen
Alamat E-mail             : Sharalonee@yahoo.co.id